Beberapa hari lalu saya meninggalkan komentar pada salah satu postingan kawan yang mengeluh, jika trafik blog Beliau terus menurun dari hari ke hari. Saya berkomentar jika perjuangan kita untuk mendapatkan trafik blog organik mungkin akan semakin berat, terlebih kini Google melengkapi mesin pencariannya dengan AI.
Hadirnya AI pada mesin pencari Google memang sudah menjadi perhatian para praktisi SEO akhir-akhir ini. Di satu sisi, SGE bisa membantu mendapatkan daftar kompetitor lebih cepat, namun di sisi lain perjuangan untuk mendapatkan trafik blog organik tentu akan semakin berat.
Kenapa begitu dan apa pengaruhnya untuk trafik blog? Mari kita kenalan lebih jauh dengan fitur terbaru dari Google ini.
Pencarian berbasis AI dan dampaknya pada trafik blog
Saya menemukan SGE saat iseng mengeklik ikon Google Search Lab yang ada di bagian kanan atas halaman pencarian Google. Penasaran, saya mencoba mengaktifkannya, dan … saya pun langsung overthinking saat sadar beban perjuangan mendapatkan traffic blog di masa yang akan datang.
Search Generative Experience, begitulah Google memberikan nama pada penelitian terbaru mereka. SGE merupakan salah satu proyek eksperimental Google yang diselenggarakan di bawah Search Lab. Pada program inilah fungsi pencarian berbasis AI ini diuji.
Seperti yang diungkapkan pada blog resmi Google, tujuan utama SGE tidak hanya memberikan hasil pencarian, namun juga memberikan pengalaman yang lebih interaktif dan personal.
Jika biasanya kita hanya mendapatkan daftar situs beserta ringkasan isi halaman (meta description) berdasar kata kunci yang kita input; dengan adanya AI generatif, kita juga akan mendapatkan ikhtisar topik pencarian dengan cepat dan ringkas. Atau jika mengutip pengakuan Google, “Kami sedang menguji cara baru menyelesaikan lebih banyak hal langsung dari hasil penelusuran.”
Generative AI dan akibatnya pada trafik blog
SGE menggunakan mesin generatif AI yang memungkinkan pengguna menjelajahi konten, sekaligus mendapatkan poin-poin penting dengan lebih cepat.
Jika Emak mengaktifkan fitur pencarian ini, maka hasil pencarian berbasis generatif AI ini akan muncul dibagian atas hasil pencarian.
Artikel terkait: Menurut Neil Patel, 5 Hal ini Bisa Jadi Penyebab Terhalangnya Trafik Blog
Fitur utama pada Google SGE
SGE juga menampilkan format yang berbeda untuk melengkapi hasil pencarian. Baik itu bentuk artikel, blog personal, review konsumen, listing bisnis, bahkan post media sosial. SGE menggunakan semua tipe konten untuk memastikan hasil pencarian yang lengkap dan menjawab pencarian pengguna.
Salah satu fitur utama dari SGE adalah kemampuannya untuk menghasilkan konten yang interaktif, termasuk konten visual (gambar). Pengguna tidak lagi hanya mendapatkan hasil yang statis (hanya berupa daftar halaman yang berisi kata kunci pencarian), namun juga bisa berupa gambar atau foto.
Sistem AI pada SGE menggunakan prompt atau kata kunci yang kita ketikkan pada tab pencarian, untuk memahami dan memperkirakan hasil yang kita inginkan. Seperti pada percobaan di bawah ini, saat saya memasukkan frasa “tempalate to-do list aestetik”, maka Google SGE juga menyarankan to-do list template pada notion, tools yang bisa digunakan untuk membuat to-do list, dan lain sebagainya.
Di bawah hasil pencarian yang diberikan oleh AI, kita juga bisa memperoleh rekomendasi pencarian lanjutan yang mungkin kita butuhkan. Jika dari contoh di atas, maka akan ada saran “apa arti to-do list”, “bagaimana membuat to-do list”, bahkan “manfaat to-do list”.
Inilah yang disebut dengan pencarian interaktif. pengguna tidak hanya akan mendapat pencarian apa yang ia cari, tapi juga rekomendasi pencarian yang, mungkin secara alami, akan kita tanyakan setelah pencarian pertama kita.
Kalau Emak terbiasa menggunakan chat BING, tampilan hasil pencarian Google SGE ini tidak akan jauh berbeda. Hanya saja, jika chat BING masih membutuhkan aplikasi atau tab yang terpisah, maka, Google SGE cukup diakses dari halaman pencarian.
Kemungkinan akibat SGE pada trafik blog
Melansir dari situs YOAST, dampak fitur SGE ini tidak hanya dirasakan oleh pembuat konten, praktisi SEO, dan pelaku bisnis; siapapun, pada akhirnya akan merasakan dampak dari perubahan mesin pencari terbesar ini. Bahkan, secara luas bisa saja kita perlu mendefinisikan ulang apa itu pengalaman pencarian, termasuk juga prakteknya.
SGE menjadi concern para praktisi SEO karena dengan adanya rangkuman dari AI, pengguna akan merasa tidak perlu lagi menuju halaman web-web di bawah hasil pencarian yang disajikan oleh SGE. Semua jawaban dari pertanyaan pengguna sudah akan diperoleh dengan jelas, singkat, padat, dan lengkap hanya dengan satu ketukan jari.
Jika ingin lebih lengkap, pengguna cukup mengeklik tanda panah ke bawah yang SGE sematkan pada bagian akhir di setiap paragraf ringkasannya.
Malas membaca hasil pencarian? Tenang, ringkasan hasil pencarian Emak akan dibacakan oleh Google. benar-benar pengalaman yang mengasyikkan bukan?
Lagi-lagi ini akan mengurangi potensi halaman pada sebuah blog mendapatkan traffic tambahan. Salah satu contohnya adalah halaman yang biasanya disematkan publisher atau pemilik situs dengan anchor text dan “Artikel terkait”.
Jadi, apakah Google SGE memang menjadi penyebab trafik blog turun?
Kehadiran SGE memang akan mengubah apa yang pengguna atau target market harapkan dari mesin pencari. Tentu hal ini juga akan mengubah cara bagaimana konten kita ditemukan oleh target market atau pembaca. Dan karena SGE menampilkan hasil pencarian dengan cara berbeda, maka ini bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk menjangkau audience dengan cara baru pula.
Namun, kita semua juga memahami, jika trafik blog yang turun belum tentu karena cara baru Google merayapi dan kemudian menampilkan hasil pencarian. Kita tetap perlu mengecek ulang bagaimana kondisi blog kita selama ini.
Dan terkait dengan Google SGE, saat ini saya sedang mengeksplorasi strategi apa yang bisa kita lakukan untuk menyesuaikan dengan hadirnya SGE. Ada beberapa ide dari teman praktisi juga situs-situs yang membahas SEO, yang bisa kita coba. Insya Allah beberapa hari ke depan saya akan menuliskannya untuk pembaca Emak Digital.
Kesimpulan
SGE memang berpotensi menambah beban kerja kita yang sangat mengandalkan mesin pencari dan traffic blog sebagai cara untuk mendatangkan lead atau calon customer.
Beberapa praktisi SEO juga mengkhawatirkan potensi bias terhadap publisher dan sumber resmi, yang dapat membatasi visibilitas dan tampilan situs web kecil dan situs dengan niche yang sangat khusus.
Karena itu kita perlu bersiap untuk merencanakan strategi baru agar pemasaran konten digital yang kita lakukan dapat membantu berjalannya usaha kita dengan baik.
Btw, saya jadi ingat curhatan teman saat membaca saya membagi tangkapan layar hasil pencarian SGE, “Jadi, apakah blog masih ada nilainya saat ini?”
Nah, setelah membaca ulasan di atas, bagaimana menurut Emak, masih perlukah kita merawat tempat curhat atau rumah bisnis kita? Atau sebaiknya kita mulai angkat perabot berpindah ke media sosial? Yuk diskusi di kolom komentar.
Rahayu pawitri untuk emakdigital.com
Nah, kan.
Bagaimana dengan saya yang masih maju mundur ini. 😁😁
Semangat mbak …
Kalau dari yang aku baca kemarin ada beberapa saran, misalnya coba targetin pengguna lokal, jawab masalah mereka, dan share di berbagai platform media sosial.